Kamis, 30 Desember 2010
Sajak Di Akhir Tahun
di akhir tahun ini, apa yang coba kau ingat, apa yang coba kau lupakan?
angka angka telah berguguran, dari kalender, hari yang kau lewati, hari yang kau khidmati, dengan langkah tak henti
mungkin ingin kau lupakan kekalahan demi kekalahan, kesedihan demi kesedihan, peristiwa yang menyakitkan
mungkin kau abadikan segala yang membuatmu bahagia. sebagai kenang. sebagai bayang.
huruf huruf yang
Adalah Jiwamu yang Haru
: erland
suara yang bening yang hening adalah jiwamu yang haru, menitikkan airmata bagi derita, menitikkan airmata bagi bagia
puisi tercipta dari udara yang bening, terkadang bising, kau menjadi gema bagi suara suara, suara suara yang tak pernah didengar
anak anak yang memanggul cobek di bawah hujan, membuat haru dirimu, seperti puisi yang kau cium dari keringat derita, o kanak siapa?
suara yang bening yang hening adalah jiwamu yang haru, menitikkan airmata bagi derita, menitikkan airmata bagi bagia
puisi tercipta dari udara yang bening, terkadang bising, kau menjadi gema bagi suara suara, suara suara yang tak pernah didengar
anak anak yang memanggul cobek di bawah hujan, membuat haru dirimu, seperti puisi yang kau cium dari keringat derita, o kanak siapa?
sisakan sedikit cahaya
sisakan sedikit cahaya untukku, kata ranting kepada matahari, di saat
senja, menunggu burung kembali ke sarangnya, di ranting itu
senja, menunggu burung kembali ke sarangnya, di ranting itu
mungkin di dalam kekosongan
mungkin di dalam kekosongan kau temukan jeda, hiruk pikuk dunia telah
menyihirmu bergerak tanpa henti. diamlah sejenak. temukan kekosongan.
menyihirmu bergerak tanpa henti. diamlah sejenak. temukan kekosongan.
Rahasia Puisi
apa yang dibocorkan puisi kepadamu? mungkin semacam rahasia yang disembunyikan di dalam kepala dan dada, di dalam rindu yang tak terkata
seperti ditandai pada waktu
seperti ditandai pada waktu, kelahiran, jodoh dan kematian, sebagai sebuah kehendak yang mungkin tak kita pinta
Kunang-Kunang
kunang-kunang beterbangan di jernih air, kunang kunang beterbangan di bersih udara, seperti kurindu kutemu di mata kanakku dulu
Sebatang pohon kamboja
:untuk asep sambodja
Sebatang pohon kamboja, bunga-bunganya mewangi, di pemakaman airmata, akan terus tumbuh dan hidup dalam kenangan dan cinta kami.
9 Desember 2010
Sebatang pohon kamboja, bunga-bunganya mewangi, di pemakaman airmata, akan terus tumbuh dan hidup dalam kenangan dan cinta kami.
9 Desember 2010
Pengampun
ALLAH maha pengampun, tapi sudahkah kita minta ampun atas segala aniaya pada diri sendiri?
Nasehat
ketika kita tak mau bersyukur, maka kita akan jadi orang yang serakah. ketika kita tak mau bersabar, maka kita jadi orang pendendam.
MENUNGGU HUJAN REDA
Kau punya payung cadangan. Atau kenangan. Semacam kau cadangkan gurau menunggu hujan. Dengan derai tawa.
PADA JAM YANG TERUS BERDETIK
Kau menunjuk waktu. Meminta waktu berhenti. Agar kau terdiam dalam bagia tersimpan. Saat itu.
DI BENING MATAMU
Ada yang tersimpan, mungkin kebahagiaan. Yang kau cadangkan, saat duka menghunjammu.
DI SAAT HUJAN
Tidakkah kau ingin sisakan airmata. Agar tak semua sampai ke lautan sedihmu. Sisakan sedikit untukku, saja.
DI SISA WAKTU
Mungkin ingin kau cadangkan harap, semacam rencana-rencana kecil. Di waktu yang tersisa. Tak cuma sia-sia.
Tak henti hujan menulis
Tak henti hujan menulis di tanah, parit, sungai, muara, sampaikan rindu kepada laut yang menunggu.
Ada Yang Menulis Isyarat
Ditulisnya isyarat, namun tak ada yang mengerti, semata rahasia yang menyimpan rindunya.
Ditulisnya nama
Ditulisnya nama itu di kaca yang mengembun, hingga sengat matahari menghapusnya. Dan ia menunggu embun esok pagi.
malam malam di bulan desember
malam malam di bulan desember menyimpan hujan, menyimpan cerita yang disampaikan awan kepada angin, isyarat yang tak sampai
di rabumu di rabuku
hembuskan ke dalam rabuku, cintamu yang tulus, agar ku berbahagia, bersamamu, bersama cintamu
di rabumu di rabuku ada ruh yang dihembuskan, yang bersaksi yang berserah, menempuh jalan Cinta.
di rabumu di rabuku ada ruh yang dihembuskan, yang bersaksi yang berserah, menempuh jalan Cinta.
Mungkin Hanya
mungkin hanya keluh yang kau dengar, mungkin hanya gaduh yang kau dengar, mungkin hanya aduh yang kau dengar, ah senyumMU
kubisikkan di telingamu kata-kata
kubisikkan di telingamu kata-kata, serta nama-nama, namaku namamu nama anak-anak kita, sebagai ingatan, bahwa kita berbahagia
lihatlah bibirku mengeja, agar kau tahu sejarah sedang kubaca, dari matamu yang menyimpan peristiwa, diriku yang mencinta
cintaku, dengarlah degup jantungku, kau akan temukan ombak, memburu pantai, menyeru-nyeru
lihatlah bibirku mengeja, agar kau tahu sejarah sedang kubaca, dari matamu yang menyimpan peristiwa, diriku yang mencinta
cintaku, dengarlah degup jantungku, kau akan temukan ombak, memburu pantai, menyeru-nyeru
aku menggigil di buku sejarah
aku menggigil di buku sejarah, merasa sepi di antara letusan peluru dan simbah darah, ah kuasa, ah kekuasaan, siapa yang menatah? mungkin ingin kau hapus huruf, buku-buku sejarah yang tak ingin kau baca, karena pengkhianatan meluka sepanjang masa
Rabu, 29 Desember 2010
Puisi Yang Menjadi Genit, Menggoda Kami
puisi menjadi genit. bersolek dengan kata kata. yang dipungut dari gegas tak berkesudahan. sepanjang detik sepanjang waktu. menggoda kami. aku berdiam dalam simpangsiur. kata kata yang membius. hiruk pikuk. dan aku mulai bergumam. membangun bahasaku sendiri. kami. kita. adalah dia atau mereka. yang dituding. dengan seribu murka. dengan sejuta kutuk. badai tak terhingga. dimana aku? katamu selalu
Engkau adalah Aku. Aku adalah Engkau
akupun diam. sediam engkau. karena bahasa kita sama. engkau adalah aku. aku adalah engkau. mencintai aku. mencintai engkau. dengan sederhana.
seperti lintasan waktu yang putih. kosong. tak bergerak. aku adalah diam. yang tak henti mencintaimu. dalam diam. dengan diam. puncak sajak ah, aku tetap mau menjadi diriku, yang mencintaimu dengan sederhana dan tanpa banyak bicara.
sebagaimana kau kau
seperti lintasan waktu yang putih. kosong. tak bergerak. aku adalah diam. yang tak henti mencintaimu. dalam diam. dengan diam. puncak sajak ah, aku tetap mau menjadi diriku, yang mencintaimu dengan sederhana dan tanpa banyak bicara.
sebagaimana kau kau
LARIK LARIK YANG MUNGKIN INGIN KAU ABADIKAN
mengapa jarak selalu membuat risau? sedangkan detak selalu kau dengar dari jantung rinduku
aku ingin menulis puisi demikian riang pagi ini. puisi yang bening, sebening kaca yang diterpa cahaya matahari. seriang nyanyi prenjak menyambut matahari. hati riang di hari yang terang dan tenang!
adalah hidup yang kita hargai dengan katakata bermakna. seperti diterjemah dari airmata. duka atau bahagia.
aku ingin menulis puisi demikian riang pagi ini. puisi yang bening, sebening kaca yang diterpa cahaya matahari. seriang nyanyi prenjak menyambut matahari. hati riang di hari yang terang dan tenang!
adalah hidup yang kita hargai dengan katakata bermakna. seperti diterjemah dari airmata. duka atau bahagia.
YANG MENUNGGU YANG MERINDU YANG BAYANG YANG KENANG YANG DIRI YANG SENDIRI
YANG MENUNGGU YANG MERINDU
menunggu. menunggu. menunggu. menunggu. keberangkatan. jam berapa sekarang? 3 jam lagi?
matahari senja. Cahayanya menerobos kaca jendela. Demikian sayup. Seperti ketuk jejemarimu yang gemetar menanggung rindu
TENTANG KERINGAT
yang menetes adalah keringat yang menyungai adalah keringat yang melaut adalah keringat dan airmata cintaku
kau ingat keringat demikian
menunggu. menunggu. menunggu. menunggu. keberangkatan. jam berapa sekarang? 3 jam lagi?
matahari senja. Cahayanya menerobos kaca jendela. Demikian sayup. Seperti ketuk jejemarimu yang gemetar menanggung rindu
TENTANG KERINGAT
yang menetes adalah keringat yang menyungai adalah keringat yang melaut adalah keringat dan airmata cintaku
kau ingat keringat demikian
haiku atau haimu apa bedanya. hai hai. bulan terang di halaman. memandangmu semalaman
yang membayang pada malam adalah engkau di bawah cahaya bulan bundar warna oranye
seribu bulan benderang cahayanya di dadamu. seperti kutemukan dari kedalaman mata yang mencahaya senyumnya
di jauh malam matahari tetap bersinar, cahayanya memantul di purnama bulan
kau rengkuh rembulan memungut sisa cahayanya
seekor kodok melompat ke dalam mimpiku yang rembulan
di balik awan, rembulan sembunyi
seribu bulan benderang cahayanya di dadamu. seperti kutemukan dari kedalaman mata yang mencahaya senyumnya
di jauh malam matahari tetap bersinar, cahayanya memantul di purnama bulan
kau rengkuh rembulan memungut sisa cahayanya
seekor kodok melompat ke dalam mimpiku yang rembulan
di balik awan, rembulan sembunyi
YANG ALAY YANG LEBAY
1)
kesenanganmu curhat. curhat kok dipelihara?
(2)
berulangulang dia mengucap hal yang sama hingga engkau menjadi bosan dan mulai menggelar spanduk dengan protes yg diulang juga
?
(3)
aku dengarkan saja keluhanmu yang sama dengan kemarin, lusa, yang lalu. serupa nasi basi. basi tahu. basi. dan kubuang ke tempat sampah
(4)
dari sisi mana akan kulihat dirimu bergulung pita bergulung suara
kesenanganmu curhat. curhat kok dipelihara?
(2)
berulangulang dia mengucap hal yang sama hingga engkau menjadi bosan dan mulai menggelar spanduk dengan protes yg diulang juga
?
(3)
aku dengarkan saja keluhanmu yang sama dengan kemarin, lusa, yang lalu. serupa nasi basi. basi tahu. basi. dan kubuang ke tempat sampah
(4)
dari sisi mana akan kulihat dirimu bergulung pita bergulung suara
GAUNG ATAU RAUNG YANG KUDENGAR
gaung ataukah raung yang kudengar di antara tebing dan gunung? Kau dengar suara itu, seperti dari dalam relung. Hatiku
SAAT IMSAK KULIHAT JAM TERUS BERDETIK MENUJU SUBUH
tik tik tik berdetik waktu hingga menjelma menit jam hari minggu menjelma bulan dan tahun tahun hidupmu yang terus berdetik hingga titik
ada yang berbisik di dalam puisi karena hidup demikian berisik. berbisiklah. hingga sunyi menyelimuti. kekal di dalam diri.
kami ingin memandang hidup demikian seluruh. hingga kami tahu ada yang luruh ada yang utuh. karena tak semua teguh tak semua rapuh.
aku
ada yang berbisik di dalam puisi karena hidup demikian berisik. berbisiklah. hingga sunyi menyelimuti. kekal di dalam diri.
kami ingin memandang hidup demikian seluruh. hingga kami tahu ada yang luruh ada yang utuh. karena tak semua teguh tak semua rapuh.
aku
YANG MERAMBAT ADALAH
yang merambat adalah kenang hingga menjelma api gigilkan diri terpanggang sepi
yang merambat adalah angan inginku menjangkau cintaMu yang selalu kurindu
yang merambat adalah waktu, berdetik pasti menujuMu
yang merambat adalah angan inginku menjangkau cintaMu yang selalu kurindu
yang merambat adalah waktu, berdetik pasti menujuMu
KETELA RAMBAT
ketela rambat merambat rambat ingin kau sapa dengan tanganmu yang erat merambati tubuhnya hingga harum nikmat
yang keluh yang peluh memantra teluh
yang keluh yang peluh memantra teluh. yang kelu yang pilu memeta angka: telu. seperti tari merentak rentak merancak rancak di hingga subuh menyuluh tubuh. duh
mengapa deru yang seru menyaru saru? serumu! serumu! merupa lama merupa mala. menuba tuba membuta buta membatu batu.
pada tubuh subuh kau tahu ada keluh atau peluh? mungkin peluk kelu butuh tubuh. agar subuh tubuh tak rubuh
mengapa deru yang seru menyaru saru? serumu! serumu! merupa lama merupa mala. menuba tuba membuta buta membatu batu.
pada tubuh subuh kau tahu ada keluh atau peluh? mungkin peluk kelu butuh tubuh. agar subuh tubuh tak rubuh
pada malam aku berangkat menuju dinihari
pada malam aku berangkat menuju dinihari dengan sejumlah kata yang rindu mimpi seperti sihirhujan yang tak henti menjelma puisi
puisi yang random mengikuti dirimu menggumpalkan bahasa dalam kepala seperti kaki kaki hujan yang gaib menyertai
secangkir kopi. sepiring agar agar. dan aku belum terpicing juga.
malam telah melarut. kopi telah melarut. kantuk segera melaut. lautan mimpi menyambut.
puisi yang random mengikuti dirimu menggumpalkan bahasa dalam kepala seperti kaki kaki hujan yang gaib menyertai
secangkir kopi. sepiring agar agar. dan aku belum terpicing juga.
malam telah melarut. kopi telah melarut. kantuk segera melaut. lautan mimpi menyambut.
Kesedihan yang Menyapa. Mu
telah kuserahkan segala. kepadaMu. aku berserah. aku pasrah. pada kehendakMu semata. jadi. maka jadilah. kehendakMu.?
aku adalah air. dengan api yang sangat, aku mendidih.
aku menari. kesedihan yang menari. aku adalah kesedihan. menyapa Engkau. dengan tarian. kesedihan yang menyapa. Mu
aku adalah air. dengan api yang sangat, aku mendidih.
aku menari. kesedihan yang menari. aku adalah kesedihan. menyapa Engkau. dengan tarian. kesedihan yang menyapa. Mu
yang menunggu adakah dirimu
yang menunggu adakah dirimu. menunggu waktu untuk kembali ke surga yang kau tinggalkan. dahulu
yang menari adakah dirimu. dengan cericit di atap atap. di sawah penuh bulir padi. disiram cahaya matahari pagi.
yang tersenyum di waktu subuh adakah embunmu. menunggu matahari. atau hujan di pagi hari?
yang mengembun di waktu subuh adakah airmatamu? menunggu matahari pamerkan kilau. dan menciumnya
yang menari adakah dirimu. dengan cericit di atap atap. di sawah penuh bulir padi. disiram cahaya matahari pagi.
yang tersenyum di waktu subuh adakah embunmu. menunggu matahari. atau hujan di pagi hari?
yang mengembun di waktu subuh adakah airmatamu? menunggu matahari pamerkan kilau. dan menciumnya
di batas ruang aku tulis sesak kalimat
di batas ruang aku tulis sesak kalimat karena puisiku menjelma air yang terus mengucur mengalir hingga sesak kata sirna di isaknya, karena?
hanya kata yang terpilih dimakamkan di sini, di tanah yang tak mungkin kau kenali, seperti jejak itu menggurat 140 huruf terakhir
demikian gaduh. bicara sendiri. di ruang demikian pengap. kau memuja diri sendiri.
dan aku mulai belajar sesuatu yang baru.
hanya kata yang terpilih dimakamkan di sini, di tanah yang tak mungkin kau kenali, seperti jejak itu menggurat 140 huruf terakhir
demikian gaduh. bicara sendiri. di ruang demikian pengap. kau memuja diri sendiri.
dan aku mulai belajar sesuatu yang baru.
Yang Berdetik Adalah Waktu
:mahmud fauzi thahir
yang berdetik adalah waktu, yang menitik adalah airmata, di titik puncak penyerahan, dirimu. wahai jiwa yang merdeka, wahai jiwa yang mengetahui arah tuju, wahai engkau yang memakna waktu demi waktu dengan hikmah pengetahuan, akan diri sejati, memakna hidup yang asasi. karena engkau adalah jiwa yang merdeka. manusia yang merdeka!
yang berdetik adalah waktu, yang menitik adalah airmata, di titik puncak penyerahan, dirimu. wahai jiwa yang merdeka, wahai jiwa yang mengetahui arah tuju, wahai engkau yang memakna waktu demi waktu dengan hikmah pengetahuan, akan diri sejati, memakna hidup yang asasi. karena engkau adalah jiwa yang merdeka. manusia yang merdeka!
Menjelang 11 Agustus
1.
setiap detik yang disyukuri
setiap langkah yang melimpah hikmah
setiap bahagia yang dipinta
dengan doa dan usaha
titik usia hanya tanda
berapa tapak menuju
rumah cintaNYA
2.
sayangku, cintaku
lebur cintaku cintamu di dalam
cintaNYA yang bertahta dalam jiwa
3.
semoga engkau tetap bahagia
menatap bening mata kanak-kanak kita
4.
semoga kita dapat bersyukur senantiasa
atas segala karunia
setiap detik yang disyukuri
setiap langkah yang melimpah hikmah
setiap bahagia yang dipinta
dengan doa dan usaha
titik usia hanya tanda
berapa tapak menuju
rumah cintaNYA
2.
sayangku, cintaku
lebur cintaku cintamu di dalam
cintaNYA yang bertahta dalam jiwa
3.
semoga engkau tetap bahagia
menatap bening mata kanak-kanak kita
4.
semoga kita dapat bersyukur senantiasa
atas segala karunia
Langit Demikian Cerah
:asep sambodja
langit demikian cerah. seceria wajahmu. karena tuhan memberi apa yang kau pinta. juga yang tak kau pinta. yang kau terima dengan ikhlas ridha. secerah langit. saat ini, menjelang senja.
langit demikian cerah. seceria wajahmu. karena tuhan memberi apa yang kau pinta. juga yang tak kau pinta. yang kau terima dengan ikhlas ridha. secerah langit. saat ini, menjelang senja.
Aku Ketuk PintuMU
aku ketuk pintumu. Kau bilang, masuklah. Kau dan aku bercakapcakap. tanpa kata. hanya. Cinta. Cinta. Kau dan aku. hanya. Cinta.
Sambutlah Aku dengan RinduMU
sambutlah aku dengan rinduMu. sambutlah. telah kuhitung sebelas purnama. telah kuhitung lukaluka. sambutlah aku dengan cintamu. agar kuhitung seribu bulanmu. menghapus luka. menghapus duka. yang kutikamkan berulang kali ke dada sendiri. sambutlah aku. wahai. Engkau yang kurindu.
Puisi Tentang Puisi
macet lagi. macet lagi. gara gara puisi. menari nari. di jalan jalan. di gang gang. puisi puisi menari nari. hingga esok hari. (7:03pm
puisi puisi sedang berpesta di jalan jalan memacetkan lalulintas. duh puisi mengapa aku tak boleh pergi (6:47pm June 2nd, 2010)
dah puisi. aku harus pergi. ke dalam mimpi. ke dalam diri. ke dalam sunyiku sendiri. dah puisi. besok kita jumpa lagi. jika aku rindu
puisi puisi sedang berpesta di jalan jalan memacetkan lalulintas. duh puisi mengapa aku tak boleh pergi (6:47pm June 2nd, 2010)
dah puisi. aku harus pergi. ke dalam mimpi. ke dalam diri. ke dalam sunyiku sendiri. dah puisi. besok kita jumpa lagi. jika aku rindu
G.A.Z.A
namun tak usai. karena perih begitu merih. karena aku manusia. engkau manusia. rasakan perih yang sama. pedih yang sama. dan kutuk? aku tak sanggup lagi mengucap kutuk. karena kutuk bukan milikku. bukan milikku. hanya doa lirih yang perih dan pedih. kepada tuhanku. penjawab segala keluh. sungguh aku letih
Jika Engkau Terjepit di Leher Botol, Apa yang akan Kau Lakukan?
buat: afrizal malna
aku akan menulis puisi, katamu
terpejamlah malam dalam kelam dalam suram dalam geram hingga dendam redam terperam dalam hingga karam dalam palung rahasiamu yang terdalam
paras teras keras pasar serat serak sarap retas ada dada dada ada dadaku kuda dada ada daku duka dada ada amat amat mata mata tamat mata mata amat pedas getas gegas cemas gemas remas kemas lemas debar benar
aku akan menulis puisi, katamu
terpejamlah malam dalam kelam dalam suram dalam geram hingga dendam redam terperam dalam hingga karam dalam palung rahasiamu yang terdalam
paras teras keras pasar serat serak sarap retas ada dada dada ada dadaku kuda dada ada daku duka dada ada amat amat mata mata tamat mata mata amat pedas getas gegas cemas gemas remas kemas lemas debar benar
Tentang Gerimis
1.
gerimis tak habishabis. gerimis yang manis. aku tulis. aku tulis. gerimis yang rinai. gerimis yang ramai. merimis rimis. amatlah manis.
2.
mendung menggantung. dan engkau cemas memandang cuaca. menerka angin dingin dan gelap langit. menghitung titik titik hujan. sebagai rimis. sebagai rimis. menyapamu sore ini.
3.
ternyata, gerimis mempercepat terang. mendung menghilang. langit benderang.
gerimis tak habishabis. gerimis yang manis. aku tulis. aku tulis. gerimis yang rinai. gerimis yang ramai. merimis rimis. amatlah manis.
2.
mendung menggantung. dan engkau cemas memandang cuaca. menerka angin dingin dan gelap langit. menghitung titik titik hujan. sebagai rimis. sebagai rimis. menyapamu sore ini.
3.
ternyata, gerimis mempercepat terang. mendung menghilang. langit benderang.
Tentang Kemerdekaan
ketika buku buku dilarang. ketika pemikiran dilarang. ketika suara suara kebenaran dilarang. ketika mimpi mimpi dilarang. maka puisiku akan memburumu!
kalian tak akan pernah bisa memenjarakan manusia merdeka. kalian tak akan bisa melarang pemikiran merdeka. kalian tak akan bisa memasung kata kata merdeka!
aku rayakan kemerdekaan dalam hati. aku rayakan kemerdekaan dalam pikiran. aku rayakan
kalian tak akan pernah bisa memenjarakan manusia merdeka. kalian tak akan bisa melarang pemikiran merdeka. kalian tak akan bisa memasung kata kata merdeka!
aku rayakan kemerdekaan dalam hati. aku rayakan kemerdekaan dalam pikiran. aku rayakan
Senja dan Matahari yang Menyusun dirinya dalam Puisi
senja ini menyusun remangnya. ke dalam baris-baris puisi yang gelap. menyisakan cahaya matahari di jeda waktu yang lelah. mungkin keluh ingin disampaikan peluh pada tubuh. yang menggayuh matahari ke balik kelam. seperti ingin kau kabarkan tentang negeri-negeri jauh. negeri yang kau tandai dengan kata cinta.
saat itu, mungkin ada senja yang bersenda. di matamu yang menanda: alamat kemana kau akan
saat itu, mungkin ada senja yang bersenda. di matamu yang menanda: alamat kemana kau akan
Ketapang - Gilimanuk
ketapang dini hari. truk bus mobil mobil antre. orang orang tertidur. bermimpi. di dalam mimpinya mereka menulis puisi: ketapang dini hari. antre lama sekali. ketapang. kunang kunang cahaya di kejauhan. debur pelan ombak. o mimpi mimpi siapa dibangunkan. dinihari yang merayap. kapal kapal menyeberang. orang orang di dalam perut kapal. dan aku? menulis puisi di asin laut. di embun malam. yang
Aku Datang, Bali
(1)
tabanan ombak putih putih menyeru pantai menyeru nyiur menyeru rerumputan menyeru pesawahan di subuh yang menetas menjelma pagi
(2)
jalan berkelok kelok. berkelokkelok jalan. naik turun naik turun naik. menanjak menikung menurun menikung. kehidupan. oi kehdupan. kubaca tanda di jalan raya.
(3)
hijau pesawahan. subak. hijau. subak. sawah. subak. mengalir air. subak. dari atas ke bawah. subak
tabanan ombak putih putih menyeru pantai menyeru nyiur menyeru rerumputan menyeru pesawahan di subuh yang menetas menjelma pagi
(2)
jalan berkelok kelok. berkelokkelok jalan. naik turun naik turun naik. menanjak menikung menurun menikung. kehidupan. oi kehdupan. kubaca tanda di jalan raya.
(3)
hijau pesawahan. subak. hijau. subak. sawah. subak. mengalir air. subak. dari atas ke bawah. subak
Legian-Kuta Malam Hari
kuta. hujan tiba tiba. turis kuyup di pelataran pertokoan. mengapa trotoar tanpa atap? katamu suatu ketika. mungkin karena pejalan suka hujan dan sengat matahari. seperti aku yang mencari matahari di malam hari. tiada lagi dirimu di situ.
mengapa aku menjadi demikian asing. menziarahi kenangan. di kuta yang macet. dentum musik sepanjang jalan. hilir mudik turis. di mana engkau. di mana engkau.
mengapa aku menjadi demikian asing. menziarahi kenangan. di kuta yang macet. dentum musik sepanjang jalan. hilir mudik turis. di mana engkau. di mana engkau.
Untuk Kanak-Kanakku
kanakkanakku,
doaku selalu
doa kami selalu
doamu selalu.
hari hari yang ingin diberi makna
semata bahagia
disyukuri bersama
Juli, 2010
doaku selalu
doa kami selalu
doamu selalu.
hari hari yang ingin diberi makna
semata bahagia
disyukuri bersama
Juli, 2010
Senja yang Kuyup, Senja yang Gugup
senja yang kuyup. rimis menjadi hujan melebat sebentar. senja yang gugup. miris menonton acara gosip di televisi. senja yang surup. nyaris angslup matahari ke kedalaman malam.
Yang Berdiam dalam Handphone
buat: pring dan malna
ada yang berdiam dalam handphone. dunia tanda tanda. menanda penanda petanda. dunia benda benda. bandwith modem pulsa fesbuk twitter google yahoo menyala sepanjang waktu. sepanjang waktu jagamu. ah, malna belum kuupload video itu. terlalu besar filenya.
ada yang berdiam dalam handphone. dunia tanda tanda. menanda penanda petanda. dunia benda benda. bandwith modem pulsa fesbuk twitter google yahoo menyala sepanjang waktu. sepanjang waktu jagamu. ah, malna belum kuupload video itu. terlalu besar filenya.
Menyebarang Selat Bali
ke barat ke barat kita kejar matahari, katamu. diombangambing ombak. pusing kepalaku. nenek moyangku seorang pelaut, aku ingin bernyanyi sekeraskerasnya. setuwung mie instan hangat meluncur bebas ke dalam usus. angin berhembus. ombak bergoyang goyang. nenek moyangku, seorang pelaut! pusing kepalaku
kucoba berdamai dengan hempas gelombang dan deru angin: ah, nenek moyangku, seorang pelaut!
kucoba berdamai dengan hempas gelombang dan deru angin: ah, nenek moyangku, seorang pelaut!
Memandang Purnama Bulan
(1)
purnama sempurna bulan. di langit. seorang penyair ragu puisi apalagi yang belum ditulis penyair lain atau mungkin dirinya sendiri tentang bulan yang purnama sempurna.
(2)
sebutir bulan. terang. semangkuk laut. pasang. sebutir bumi. biru. sepandang langit. tatap. seorang aku. Rindu
purnama sempurna bulan. di langit. seorang penyair ragu puisi apalagi yang belum ditulis penyair lain atau mungkin dirinya sendiri tentang bulan yang purnama sempurna.
(2)
sebutir bulan. terang. semangkuk laut. pasang. sebutir bumi. biru. sepandang langit. tatap. seorang aku. Rindu
Hujan yang Kesekian
hujan yang kesekian. hujan yang kau simpan. diam diam. dalam puisi. saat mata ingin terpejam. hujan yang kau kira akan berdiam dalam puisi yang tentram, berubah menjadi kucuran air dari kran. diam diam membanjirkan puisi ke dalam kepalamu. diam diam.
Batu Kali
batu batu kali batu batu kali berapa tambah berapa diusung ke kota diusung jalan jalan diusung gedung gedung diusung rumahku rumahmu dikubur dalam tanah direkatkan dalam keinginan mengukuhkan batu batu di kepala batu
Di Tanah Lot
(1)
di tanah lot. turis berfoto. aku berfoto. kita saling berfoto. tak kulihat lagi tikus yang masuk lobang. hanya kerumunan orang. tak kulihat kamu di situ. di tebing batu. di pasang laut. kemana gemetar dulu. yang menjadi kenang. dalam wingit dupa. dalam harum bunga. ke mana engkau, kenangku yang dulu, lot.
(2)
secangkir kopi tak bisa mencegahku untuk mengantuk. rimis membasah di aspal
di tanah lot. turis berfoto. aku berfoto. kita saling berfoto. tak kulihat lagi tikus yang masuk lobang. hanya kerumunan orang. tak kulihat kamu di situ. di tebing batu. di pasang laut. kemana gemetar dulu. yang menjadi kenang. dalam wingit dupa. dalam harum bunga. ke mana engkau, kenangku yang dulu, lot.
(2)
secangkir kopi tak bisa mencegahku untuk mengantuk. rimis membasah di aspal
Aku Hujankan Puisi
aku hujankan puisi di meja meja kantor
penyair yang lupa dengan impiannya
tertumpuk kuitansi dan berkas espeje
aku hujankan puisi di segala waktu
saat kata kata merindu diriku
saat aku merindu mimpiku
aku hujankan puisiku
untukmu untukmu untukmu
yang memendam kata-kata rindu
penyair yang lupa dengan impiannya
tertumpuk kuitansi dan berkas espeje
aku hujankan puisi di segala waktu
saat kata kata merindu diriku
saat aku merindu mimpiku
aku hujankan puisiku
untukmu untukmu untukmu
yang memendam kata-kata rindu
Aku Bawakan Terang Bulan, Sayang
aku bawakan terang bulan. bulan terang, sayang. manis legit harum terpanggang. aku bawakan terang bulan sayang saat bulan terang. semanis bahagia selegit gembira seharum cinta. aku bawakan terang bulan saat bulan terang.
Aku Datang Ke Kotamu, Pontianak
(1)
aku datang ke kotamu ibnu. kuingin menulis dan baca puisi di tepi kapuas. tapi tak kutemukan dirimu. engkau di mana kawan? kau bilang di pontianak ada pay. aku ingat pay, sajak sajaknya kubaca di cybersastra di waktu lalu. aku datang ke kotamu ibnu. aku ingin menulis dan baca puisi di situ.
(2)
memandang awan. putih. putih. putih. memandang kabut. putih. putih. putih. diguncangguncang.
aku datang ke kotamu ibnu. kuingin menulis dan baca puisi di tepi kapuas. tapi tak kutemukan dirimu. engkau di mana kawan? kau bilang di pontianak ada pay. aku ingat pay, sajak sajaknya kubaca di cybersastra di waktu lalu. aku datang ke kotamu ibnu. aku ingin menulis dan baca puisi di situ.
(2)
memandang awan. putih. putih. putih. memandang kabut. putih. putih. putih. diguncangguncang.
Porong Macet
porong. macet. porong. macet. porong. macet. porong .macet. porong. macet. cet. cet. cet. jalan berdebu. debu. debu. beterbangan. sampai ke: matamu!
Aku Sebut NamaMU
aku sebut namamu. aku sebut namamu. aku sebut namamu. aku sebut namamu. aku sebut namamu. aku sebut namamu. dalam hela nafasku. Allahku
Selasa, 28 Desember 2010
SAJAK KANAK (1)
ini ibu, aku sayang ibu
ini ayah, aku sayang ayah
ini adik, aku sayang adik
ibu sayang aku, sayang ayahku, sayang adikku
ayah sayang aku, sayang ibuku, sayang adikku
adikku juga sayang aku, sayang ibuku, sayang ayahku
kami saling menyayangi, aku senang sekali
SAJAK KANAK (2)
aku suka berenang, bernyanyi dan menari
melukis juga aku suka, main boneka juga
hari kamis, di sekolah aku belajar berenang
kalau bernyanyi dan menari setiap pagi
aduh, aku senang sekali sekolah
diantar ibu atau ayah setiap hari
melukis juga aku suka, main boneka juga
hari kamis, di sekolah aku belajar berenang
kalau bernyanyi dan menari setiap pagi
aduh, aku senang sekali sekolah
diantar ibu atau ayah setiap hari
SAJAK KANAK (3)
di rumah aku suka melukis, main boneka
main masak-masakan
aku ingin jadi guru, seperti ayah, guru tk
nanti bisa menyanyi dan menari setiap hari
aku juga ingin punya rumah makan,
biar makan enak setiap hari
di temboknya aku gambar: bintang, bulan, matahari
cantik sekali
main masak-masakan
aku ingin jadi guru, seperti ayah, guru tk
nanti bisa menyanyi dan menari setiap hari
aku juga ingin punya rumah makan,
biar makan enak setiap hari
di temboknya aku gambar: bintang, bulan, matahari
cantik sekali
SAJAK KANAK (4)
adikku lucu sekali
giginya belum tumbuh semua
aku suka dicium adikku itu
basah mukaku kena ludah adikku
adikku sayang sekali kepadaku
kalau bermain sekolah-sekolahan
adikku jadi murid aku jadi guru
giginya belum tumbuh semua
aku suka dicium adikku itu
basah mukaku kena ludah adikku
adikku sayang sekali kepadaku
kalau bermain sekolah-sekolahan
adikku jadi murid aku jadi guru
SAJAK KANAK (5)
aku punya teman, dia nakal sekali
aku suka diganggu,
tapi aku bilang ke temanku itu:
jangan suka mengganggu
dan dia sekarang jadi sahabatku
aku suka diganggu,
tapi aku bilang ke temanku itu:
jangan suka mengganggu
dan dia sekarang jadi sahabatku
SAJAK KANAK (6)
ayahku tidak bisa melukis, tapi suka menulis
aku ingin bisa menulis, seperti ayahku
aku sudah bisa membaca,
tapi belum bisa membaca banyak
aku sudah bisa menulis
tapi belum bisa banyak
sajak ini aku tulis, dibantu ayahku
senang sekali aku bisa menulisnya
aku ingin bisa menulis, seperti ayahku
aku sudah bisa membaca,
tapi belum bisa membaca banyak
aku sudah bisa menulis
tapi belum bisa banyak
sajak ini aku tulis, dibantu ayahku
senang sekali aku bisa menulisnya
SAJAK KANAK (7)
aku suka melukis
melukis ibu
melukis ayah
melukis adik
melukis aku sendiri
lukisanku bagus kata ibu dan ayahku
sambil dicium kepalaku
melukis ibu
melukis ayah
melukis adik
melukis aku sendiri
lukisanku bagus kata ibu dan ayahku
sambil dicium kepalaku
SAJAK KANAK (8)
kata pak ustad tuhan sayang anak anak seperti aku dan teman temanku
tuhan yang baik sayangi juga ayah ibu dan adikku ya
o ya, sayangi pak ustad dan bu guru juga
tuhan yang baik sayangi juga ayah ibu dan adikku ya
o ya, sayangi pak ustad dan bu guru juga
SAJAK KANAK (9)
di sekolahku ada acara
kata bu guru hari kartini
aku didandani ibu pakai baju betawi
senangnya aku jadi cantik sekali
aku bertanya pada ibu: kartini itu apa
ibuku bilang, kartini perempuan yang mulia sekali
kata bu guru hari kartini
aku didandani ibu pakai baju betawi
senangnya aku jadi cantik sekali
aku bertanya pada ibu: kartini itu apa
ibuku bilang, kartini perempuan yang mulia sekali
SAJAK KANAK (10)
adik, gantian dong
mbak mau nonton upin ipin
adikku suka dora dan teletubies
aku suka upin ipin dan sponge bob
adikku bilang: po po po
Bali, 23 Juli 2010
mbak mau nonton upin ipin
adikku suka dora dan teletubies
aku suka upin ipin dan sponge bob
adikku bilang: po po po
Bali, 23 Juli 2010
SAJAK KANAK (11)
ayahku suka mendongeng setiap aku mau tidur sambil diusap usap punggungku dipijat kakiku. ayahku mendongeng kancil dan buaya. kancil yang kecil tapi pintar. buaya yang besar tapi bodoh.
buaya ingin makan kancil.
silakan, kata kancil tapi nanti kalau sudah menyeberang sungai.
kancil menunggang punggung buaya menyeberang sungai.
di atas punggung buaya,
kancil berpikir,
bagaimana cara lepas dari
buaya ingin makan kancil.
silakan, kata kancil tapi nanti kalau sudah menyeberang sungai.
kancil menunggang punggung buaya menyeberang sungai.
di atas punggung buaya,
kancil berpikir,
bagaimana cara lepas dari
SAJAK KANAK (12)
aku pingin sepeda baru
aku sudah besar, umurku sudah lima tahun sekarang
sepedaku yang lama rodanya tiga
biar untuk adik saja
ibu bilang nanti kalau tabungannya sudah penuh beli sepeda baru
setiap hari aku menabung di celengan babi yang lucu
celengan babi yang gendut dan lucu, kapan penuh, kapan beli sepeda baru?
aku rajin menabung setiap hari di celengan babiku yang gendut dan lucu.
di hari
aku sudah besar, umurku sudah lima tahun sekarang
sepedaku yang lama rodanya tiga
biar untuk adik saja
ibu bilang nanti kalau tabungannya sudah penuh beli sepeda baru
setiap hari aku menabung di celengan babi yang lucu
celengan babi yang gendut dan lucu, kapan penuh, kapan beli sepeda baru?
aku rajin menabung setiap hari di celengan babiku yang gendut dan lucu.
di hari
Sajak Kanak (13)
ayahku mendongeng
timun emas dan butho cakil
tersebutlah kisah
raksasa yang rakus
hendak memangsa timun emas
butho cakil, demikian orang memanggil
mati tenggelam di lumpur
terasi dilempar ke butho cakil,
menjadi lumpur
timun emas selamat
rakyat menyambut gembira
timun emas dan butho cakil
tersebutlah kisah
raksasa yang rakus
hendak memangsa timun emas
butho cakil, demikian orang memanggil
mati tenggelam di lumpur
terasi dilempar ke butho cakil,
menjadi lumpur
timun emas selamat
rakyat menyambut gembira
Sajak Kanak (14)
aku senang, diajak tamasya ke kota
tapi aku jadi tidak suka
jalan jalan di kota macet
waktu aku tanya ayah, kenapa jalanan macet?
ayah bilang: butho cakil sedang lewat
tapi aku jadi tidak suka
jalan jalan di kota macet
waktu aku tanya ayah, kenapa jalanan macet?
ayah bilang: butho cakil sedang lewat
Sajak Kanak (15)
bu guru bercerita, memikat sekali
cerita si kancil yang pintar banyak akal
tapi si kancil suka nakal
mencuri mentimun pak tani
pak tani yang miskin
menanam mentimun
dipelihara setiap hari
aku kesal kepada kancil
tidak kasihan kepada pak tani
kata bu guru,
kami tidak boleh seperti kancil
yang pintar mencuri
cerita si kancil yang pintar banyak akal
tapi si kancil suka nakal
mencuri mentimun pak tani
pak tani yang miskin
menanam mentimun
dipelihara setiap hari
aku kesal kepada kancil
tidak kasihan kepada pak tani
kata bu guru,
kami tidak boleh seperti kancil
yang pintar mencuri
Senin, 27 Desember 2010
Terima Kasih
terima kasih. doa yang diaminkan. telah sampai padamu. terima kasih untukmu, wahai sang penepat janji….
Doa
beri kami kesabaran menghadapi segala coba. beri kami kekuatan untuk menghadapinya. beri kami kesehatan senantiasa…
Sebelum Berangkat
bismillah. dengan menyebut namamu. yang yang maha pengasih dan penyayang. aku bertawakal. tiada daya upaya selain atas ijinmu. kutapakkan langkah mencari nafkah yang berkah. rizki yang halal. bismillah…
Malang, 2010
Malang, 2010
Doamu Cintaku
doamu, cintaku,
doa yang dihembus nafas
sebagai cinta
yang tak henti dipanjatkan
mengetuk pintu sorga
doa yang dihembus nafas
sebagai cinta
yang tak henti dipanjatkan
mengetuk pintu sorga
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
Minggu, 26 Desember 2010
Cahaya Matahari Demikian Menyengat
cahaya matahari demikian menyengat, tapi mengapa menjadi gigil di dalam diri. sebagai debar sebagai debur sebagai gelombang berbuncah liar. menemu hampa. menemu asing. cuma…
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
Agar Kau Catat
buat: wilu ningrat
aku tulis sajak ini, saat hujan menyapa tak henti, karena tanda baca datang dan pergi. mungkin puisi harus dipahat di dinding dinding kenang. agar kau catat. kau ingat. pernah ada sahabat memahat dindingmu. dengan puisi. demikian khidmat.
Malang, 2010
aku tulis sajak ini, saat hujan menyapa tak henti, karena tanda baca datang dan pergi. mungkin puisi harus dipahat di dinding dinding kenang. agar kau catat. kau ingat. pernah ada sahabat memahat dindingmu. dengan puisi. demikian khidmat.
Malang, 2010
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
Malang Pasar Malam
ada yang menari. kanak kanakku. di keriuhan pasar malam. sepanjang jalan. kloneng delman. nyala oncor. wayang kulit. gelembung sabun. balon warna warni. kembali kita kembali. ke dalam kenang.
Malang, 2010-05-21
Malang, 2010-05-21
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
Terjemah Mimpi
buat: sahid
terjemahkan mimpi mimpi puisimu dengan kata. yang berdasar dalam dada. karena kata kembali pada asalnya. kembali ke mula. kata. di dalam dada.
Malang, 2010
terjemahkan mimpi mimpi puisimu dengan kata. yang berdasar dalam dada. karena kata kembali pada asalnya. kembali ke mula. kata. di dalam dada.
Malang, 2010
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
di Degup Jantung
Buat: Loektamadji Arif Poerwaka
di degup jantung mengalirlah puisi sebagai darah sebagai cinta yang menyeru nama: wahai sang maha pengasih dan penyayang. dan engkau berserah dengan penuh syukur, alhamdulillah….
Malang, 2010
di degup jantung mengalirlah puisi sebagai darah sebagai cinta yang menyeru nama: wahai sang maha pengasih dan penyayang. dan engkau berserah dengan penuh syukur, alhamdulillah….
Malang, 2010
Sebuah Tembikar
Buat: adhy rical
sebuah tembikar dari tanah liat yang likat. ditoreh kata. tentang asal mula kata: cinta…
Malang, 2010
sebuah tembikar dari tanah liat yang likat. ditoreh kata. tentang asal mula kata: cinta…
Malang, 2010
Label:
Antologi Puisi,
Artikel Sastra,
Contoh Puisi,
Esai Sastra,
kumpulan puisi,
Kumpulan Sajak,
Kumpulan Syair,
Nanang Suryadi,
Penyair,
Puiai,
puisi,
Puisi Cinta,
puisi Indonesia,
Ruang Puisi,
sajak,
Sajak Cinta,
Syair
Kota yang Mengasingkan
buat: Deni Mizhar
ah, mengapa kota-kota selalu mengasingkan kanak. dari kenang padi-padi. dari kenang layang-layang. dari kenang bening kali. dari segala kenang. o, kanak mari memahat dinding-dinding kota. catatkan namamu. di bawah sajak tentang mimpimu tadi. kenangmu tadi. agar kuingat kau, o kanak yang terasing. kota yang hilang. dari kenang. dari bayang.
Malang, 2010
ah, mengapa kota-kota selalu mengasingkan kanak. dari kenang padi-padi. dari kenang layang-layang. dari kenang bening kali. dari segala kenang. o, kanak mari memahat dinding-dinding kota. catatkan namamu. di bawah sajak tentang mimpimu tadi. kenangmu tadi. agar kuingat kau, o kanak yang terasing. kota yang hilang. dari kenang. dari bayang.
Malang, 2010
Kau Ingat Tarian Bulan
buat: doddy moyank
kau ingat tarian bulan. mungkin di lautan. mungkin di senda gelombang. yang mengaramkan sajak. ke dasar. palung terdalam. hingga segala kenang karam. di dalam kelam.
Malang, 2010
kau ingat tarian bulan. mungkin di lautan. mungkin di senda gelombang. yang mengaramkan sajak. ke dasar. palung terdalam. hingga segala kenang karam. di dalam kelam.
Malang, 2010
Assalamu Alaikum
Buat: Ramli Abdul Rahim
assalamu alaikum. doa yang diucapkan. keselamatan bagimu. warrahmatullahi. serta rahmat allah. wabarrokatuhu. dan barokah untukmu. karena dari rahim maka kita bersilaturahim. mengikat diri. pada kasih sayang. cinta tuhan. yang maha
Malang, 2010
assalamu alaikum. doa yang diucapkan. keselamatan bagimu. warrahmatullahi. serta rahmat allah. wabarrokatuhu. dan barokah untukmu. karena dari rahim maka kita bersilaturahim. mengikat diri. pada kasih sayang. cinta tuhan. yang maha
Malang, 2010
BAYANG BAYANG WAKTU
bayang-bayang waktu
membayang
di pelupuk matamu
waktu yang menjelang
tak pernah bisikkan kabar
kapan kan datang
setiap detik
mungkin kau bertanya
kapan kan tiba
segala awal akhir
waktu dirimu
membayang
di pelupuk matamu
waktu yang menjelang
tak pernah bisikkan kabar
kapan kan datang
setiap detik
mungkin kau bertanya
kapan kan tiba
segala awal akhir
waktu dirimu
MUNGKIN KAU KIRA
mungkin kau kira akan selamanya. tak. tahta nan fana. tahta tak baka. hanya
sekejap mata. meski kau jaga dengan paksa. meski kau bentengi dengan tipu daya.
sungguh. mungkin kau lupa. apa yang kau punya hanya sementara. hanya makna yang
kami ingat sepanjang masa, dari hidupmu yang tak baka
sekejap mata. meski kau jaga dengan paksa. meski kau bentengi dengan tipu daya.
sungguh. mungkin kau lupa. apa yang kau punya hanya sementara. hanya makna yang
kami ingat sepanjang masa, dari hidupmu yang tak baka
HUJAN DI AKHIR TAHUN
hujan. di akhir tahun. adakah membasuh luka-luka. di hati kami. yang bernanah.
sekian lama tertikam senyum rayuanmu, paduka.
sekian lama tertikam senyum rayuanmu, paduka.
MUNGKIN TAK PERNAH KAU KIRA
mungkin ingin kau pejamkan mata
sekejap saja terlelap
tapi kau tak bisa
karena bisik-bisik itu semakin bising
menjadi hiruk pikuk
dan amuk
yang mungkin tak pernah kau kira
segala menjadi buruk
dan terkutuk
sekejap saja terlelap
tapi kau tak bisa
karena bisik-bisik itu semakin bising
menjadi hiruk pikuk
dan amuk
yang mungkin tak pernah kau kira
segala menjadi buruk
dan terkutuk
BAKARLAH BUKU KAMI
bakarlah buku kami
biar menjadi abu
tapi kau tahu
tak pernah bisa kau
sembunyikan kebenaran itu
karena abu yang mendebu
adalah mimpi burukmu
yang menghantu dirimu
dirimu selalu
biar menjadi abu
tapi kau tahu
tak pernah bisa kau
sembunyikan kebenaran itu
karena abu yang mendebu
adalah mimpi burukmu
yang menghantu dirimu
dirimu selalu
ADA YANG BERANGKAT DI WAKTU SENJA
ada yang berangkat
di waktu senja
engkau
yang kulepas dengan doa doa
keikhlasan menuju:
keabadian. cinta dan keadilan yang sejati….
di waktu senja
engkau
yang kulepas dengan doa doa
keikhlasan menuju:
keabadian. cinta dan keadilan yang sejati….
AYO
ayo, kata-kata
menarilah
sekira kau bisa
sekian lama kata sembunyi
dalam goa
dieram sunyi duka
menarilah kata
menarilah
ini saatnya kau berkata
menarilah
sekira kau bisa
sekian lama kata sembunyi
dalam goa
dieram sunyi duka
menarilah kata
menarilah
ini saatnya kau berkata
Tentang Senja
senja. matahari jingga. dan aku menyerupai bayang-bayang. di batas cakrawala. ada sepi menanti. di batas mimpi. ada sunyi menanti. di batas nyeri. siapa menanti. Kau-kah. tak henti menanti. dengan rindu seluas sunyi. (6:34pm May 24th, 2010)
puisi adalah sepi itu sendiri (5:12pm May 26th, 2010)
selamat senja. selamat senja. biarkan matahari kembali ke peraduan. biarkan malam merapat ke kegelapan
puisi adalah sepi itu sendiri (5:12pm May 26th, 2010)
selamat senja. selamat senja. biarkan matahari kembali ke peraduan. biarkan malam merapat ke kegelapan
Di Puncak Malam
pangeran, aku harus pergi. malam akan sampai puncaknya. cinderella berteriak dalam hati, karena masih ingin merengkuh jemari yang kukuh.
malam yang menua. malam yang akan menyirnakan segala mimpi. pada dentang ppenghabisan, dia kan temukan nasibnya.
malam yang menua. malam yang akan menyirnakan segala mimpi. pada dentang ppenghabisan, dia kan temukan nasibnya.
Selamat Pagi!
selamat pagi! matahari sepenggalah tingginya. menghangatkan jiwamu jiwaku. penuh seluruh. sehangat cinta. seceria bahagia
selamat pagi, katamu kepada matahari. dirimu sendiri. yang mencahaya demikian lembut. menyingkap kabut. mencium embun di daundaun.
selamat pagi, katamu kepada matahari. dirimu sendiri. yang mencahaya demikian lembut. menyingkap kabut. mencium embun di daundaun.
ada yang debar mungkin dari kabar
ada yang debar. mungkin dari kabar: serbuk karbit, logam berkarat, secarik ancaman yang sakit.
mungkin wajahmu yang nyeri. atau dadaku yang ngeri. meraba kelam semakin geram. di kepala yang sakit. di hati yang pahit. kau simpan apa?
mungkin dendamlah yang kau peram. karena cinta tak pernah kau paham. dan segala demikian waham.
seteguk demi seteguk kopi pahit. bayang menyilang dari darah
mungkin wajahmu yang nyeri. atau dadaku yang ngeri. meraba kelam semakin geram. di kepala yang sakit. di hati yang pahit. kau simpan apa?
mungkin dendamlah yang kau peram. karena cinta tak pernah kau paham. dan segala demikian waham.
seteguk demi seteguk kopi pahit. bayang menyilang dari darah
Jagalah: Mulutmu!
ada yang akan menerkammu. mungkin kata. yang tak kau jaga. beranak pinak di belantara. liar. mengintaimu diam diam
Langit Kenang
di langit malam siapa yang kau lihat? aku atau bayang kenangmu. serupa ciuman yang menghantu bibirmu.
kau ingin pupus hapus kenang itu? yang membuatmu gila sasar rindu dendam. peluklah aku, seperti ingin kau peluk langit itu.
kau ingin pupus hapus kenang itu? yang membuatmu gila sasar rindu dendam. peluklah aku, seperti ingin kau peluk langit itu.
Aku Selalu Bertanya, dan Engkau tak Pernah Bosan
aku selalu tersesat dengan tanyaku sendiri. tapi engkau selalu menunjukkan ramburambu dan peta. di garis tangan di garis hidup aku bertanya
Segala tentang Mungkin, Sesuatu tentang Cinta
mungkin racauku racau mimpi siang bolong. tapi kata telah mengutukku. menitipkan benihnya di kepala. dan kukabarkan padamu: kata!
aku tulis sajak cinta karena usia tak ingin sia-sia. dan cinta harus dikabarkan. dari cinta ke cinta. dari rasa ke rasa. dari aku kepadamu.
mungkin ingin kau hitung, berapa benih kau tanam. dan pahala hamil tua. tapi apakah cinta membutuhkan itu semua?
mungkin
aku tulis sajak cinta karena usia tak ingin sia-sia. dan cinta harus dikabarkan. dari cinta ke cinta. dari rasa ke rasa. dari aku kepadamu.
mungkin ingin kau hitung, berapa benih kau tanam. dan pahala hamil tua. tapi apakah cinta membutuhkan itu semua?
mungkin
Di Beranda Milik Kita, ada Puisi Berangin
ada puisi yang berangin. di beranda buku terbuka. engkau membaca. mengeja kata. bersama angin dan dingin. bersenda. senda.
beranda milik kita. tanpa kursi dan meja. hujan menempias tembok, lantai dan wajah kita. dan kita tertawa. demikian bahagia.
beranda milik kita. tanpa kursi dan meja. hujan menempias tembok, lantai dan wajah kita. dan kita tertawa. demikian bahagia.
KAU RINDUKAN MALAM
yang murni. Serupa puisi yang tak henti menari. Dari jemari waktu kau tunggu. Menitik dari puncak sunyi
Mungkin Kau Tak Ingin Dengar
masihkah kau dengar lonceng-lonceng rindu. digemakan angin. tapi mungkin engkau tak ingin. dan menulikan semua dari masa lalu
Di Kotamu
di kotamu segala menjadi mungkin. mungkin engkau akan lupa. tapi tidak untukku. kau, kota dan senja tertera di dalam mata.
di kotamu, senja membawa gema adzan. tataplah langit, biarpun sebentar. agar kau tahu ada doa mengepak di sisa cahaya.
di kota ini masih tersisa jejakmu, pada tembok dan patung di sudut itu. seperti engkau tetap menunggu.
di kotamu hujan mencipta sungai sungai puisi. mobil
di kotamu, senja membawa gema adzan. tataplah langit, biarpun sebentar. agar kau tahu ada doa mengepak di sisa cahaya.
di kota ini masih tersisa jejakmu, pada tembok dan patung di sudut itu. seperti engkau tetap menunggu.
di kotamu hujan mencipta sungai sungai puisi. mobil
Yang Membeku adalah Waktu
Yang membeku adalah waktu. Saat engkau demikian membisu. Yang membeku adalah diriku. Saat kau diamkan melulu
Biarlah Aku Hangat Matahari
Cintamu mungkin membeku dalam kulkas kenangan. Tapi cintaku akan melumerkannya.
Kenang gigilkanmu dalam rindu. Matahari dalam diriku menyapamu. Agar hangat. Agar kau ingat. Ada aku di dekatmu.
Kau cintai aku seperti kau cintai dirimu. Kucintai engkau seperti kucintai diriku sendiri. Begitulah, cermin berkata.
Kenang gigilkanmu dalam rindu. Matahari dalam diriku menyapamu. Agar hangat. Agar kau ingat. Ada aku di dekatmu.
Kau cintai aku seperti kau cintai dirimu. Kucintai engkau seperti kucintai diriku sendiri. Begitulah, cermin berkata.
Kita Tulis Senjahari
senjakah itu yang tersenyum. hingga engkau digenang kenang. mari kemari. kita tulisi senjahari. dengan puisi. pegang ini jemari.
karena hujan yang puisi
kaulah kabut selepas hujan. gigilkan kenangku. padamu. di dalam puisi hujan menyihirku menjadi penyair. seperti ini kali.
rambut hijau. rumput hijau. bertumbuhan di dalam benakku. karena hujan yang puisi. serupa rindu yang tak mau menunggu. cintamu
rambut hijau. rumput hijau. bertumbuhan di dalam benakku. karena hujan yang puisi. serupa rindu yang tak mau menunggu. cintamu
Secangkir Teh yang Penuh Airmata
secangkir teh, mungkin kau sebut sebagai kenang. atau kasih sayang. kuseduh penuh cinta dan airmata. mungkin kau rasa asinnya
Akulah Angin
akulah angin. yang ingin menciummu dengan kelembutan. agar engkau terlelap dalam tidur. mimpikan aku. sepenuh rindu
Memandang Senja yang Hujan
ku duduk di sini. memandang senja yang hujan. tak ada engkau. hanya angin dan sisa cahaya menyelinap dalam temaram. kau dimana?
sebagai pena, ingin kutulis sajak dalam baris-baris yang ganjil, sesuatu yang mungkin teramat asing, dan kau menyebutnya: puisi
kau kenang juga daun yang gugur di senja puisi, sebagai cinta yang mencium keningmu
biarkan aku menyelinap, dalam kenangmu yang biru. agar
sebagai pena, ingin kutulis sajak dalam baris-baris yang ganjil, sesuatu yang mungkin teramat asing, dan kau menyebutnya: puisi
kau kenang juga daun yang gugur di senja puisi, sebagai cinta yang mencium keningmu
biarkan aku menyelinap, dalam kenangmu yang biru. agar
Yang Merindu adalah Aku, Yang Mencinta adalah Aku
penyair yang merindu adakah diriku penyair yang mencinta adalah diriku menatah syair di lintas waktu. melintas ke dalam dada, mungkin kenang yang membuatmu gila. karena cinta demi cinta tersebab cinta huruf huruf menghunjamnya
Ada yang menyerpih, mungkin Ingatan
aksara menggelepar di langit yang putih. serupa engkau yang merindu kata. kata yang terus memburu. hingga engkau dan huruf gemetar.
ingatan yang menyerpih kau susun satu demi satu. seserpih rindu. seserpih cinta. serpih serpih masa lalu. di dalam puisi.
ingatan yang menyerpih kau susun satu demi satu. seserpih rindu. seserpih cinta. serpih serpih masa lalu. di dalam puisi.
AKU TAFSIRKAN FIRASAT
dari ayat puisi yang tersendat karena engkau penyair sekarat selesaikan kalimat
sajak yang letih mendongakkan kepalanya ke langit. bulan sabit, langit hitam, bintang berkedip. seperti galau di dadanya
demi cinta yang tak kau pahami, tapi kau rasa, dalam gelincir airmata
sajak yang letih mendongakkan kepalanya ke langit. bulan sabit, langit hitam, bintang berkedip. seperti galau di dadanya
demi cinta yang tak kau pahami, tapi kau rasa, dalam gelincir airmata
BURUNG-BURUNG BERNYANYI DI PAGI HARI
setiap pagi burung burung mampir di halaman rumahku. bernyanyi bersama pagi. bersama matahari
apa kabar kataku, pada nyanyiannya yang riang. mereka mematuk remah-remah dan berdendang. di coklat tanah. di halaman rumah
aku ingat arcana menyimpan nyanyi burung. dalam ingatannya yang puisi. burung burung membuat sarang, bertelur dan mengeram.
kanak-kanak burung mencericit. burung burung mencari
apa kabar kataku, pada nyanyiannya yang riang. mereka mematuk remah-remah dan berdendang. di coklat tanah. di halaman rumah
aku ingat arcana menyimpan nyanyi burung. dalam ingatannya yang puisi. burung burung membuat sarang, bertelur dan mengeram.
kanak-kanak burung mencericit. burung burung mencari
Sabtu, 25 Desember 2010
kau minta sajak kuberi kau rima. mari ke mari berlagu rindu mendayu dayu. mari ke mari kuberi rima beriramarama. mari rima mari
yang bimbang yang hilang yang terbilang yang sayang yang melayang layang yang tumbang yang. puh! memang berang. bermainmain kata bermainmain kalimat empat kali empat jika sempat jika cepat tepatlah tepat tetaplah tetap seperempat dari balas kembali. marilah menari mari mencari mari jemari mari kemari mari mencuri kenang yang terbang yang membayangbayang yang mengawang terawang. mari. mentari atau
Marcopolo : fragmen sebuah film
marco, di padang rumput di padang gurun apa yang dicari? catatan catatan yang terus ketelusuri, dalam keringat dan debu. negerinegeri jauh. di negerinegeri yang riuh, mungkin hanya sunyi menyelinap, rindu yang tak terkata, sebagai luka yang selalu nganga. pada tapak yang mungkin retak, jejak petualang, sisakan nyeri rindu arah pulang. tapi jalan yang mana kan sampai? rindumu nyeri.
tuan, inikah
tuan, inikah
Temulun
"temulun, temulun, khan menginginkanmu. apakah kau tahu jalan cinta, kemana rindu akan kembali?"
ya, kutahu. hanya satu malam saja. malam yang demikian panjang, marco. aku tak mencintai khan, tapi harus mengobati nyeri napsu. aku, temulun, tetap perempuan. di dekapmu, dunia yang kau rengkuh. lelaki kau tahu artinya?
ya, kutahu. hanya satu malam saja. malam yang demikian panjang, marco. aku tak mencintai khan, tapi harus mengobati nyeri napsu. aku, temulun, tetap perempuan. di dekapmu, dunia yang kau rengkuh. lelaki kau tahu artinya?
mengapa hanya aduh dan rasa sakit yang kau rasa
mengapa keluh yang melenguh? lihatlah matahari cerah secerah warna hidupmu. mengapa hanya aduh dan rasa sakit yang kau rasa. bersabar itu lebih baik, daripada terus kau mengutuk hidup. lihatlah hidupmu demikian berwarna, karena engkau manusia.
mungkin kau simpan galau sebagai gelombang yang ayun ambing rasamu. hingga terlena. tertidur. dalam mimpi-mimpi. hingga. kemana engkau akan pergi? petakan
mungkin kau simpan galau sebagai gelombang yang ayun ambing rasamu. hingga terlena. tertidur. dalam mimpi-mimpi. hingga. kemana engkau akan pergi? petakan
AKU TERSESAT
Di labirin yang kau bangun, di kepalamu
Maukah kau menunjukkan peta,
hingga sampai aku padamu?
Maukah kau menunjukkan peta,
hingga sampai aku padamu?
SEBAGAI EMBUN
Kutatap engkau yang fana
Di daun subuh
Menunggu matahari yang akan menciummu
Hingga tiada.
Di daun subuh
Menunggu matahari yang akan menciummu
Hingga tiada.
AKU BANGUN RUANG-RUANG DI DALAM DADAKU
Agar engkau istirah dari lelah
Ada ruang penuh cinta
Ada ruang penuh cemburu
Ada ...
Ada ruang penuh cinta
Ada ruang penuh cemburu
Ada ...
biru langitku cintaku.
biru langitku cintaku
sebiru kenang itu
ingatan yang kau pulas
di kanvas rindu
biru langit cintaku
demikian cerah, serupa wajahmu.
sebiru kenang itu
ingatan yang kau pulas
di kanvas rindu
biru langit cintaku
demikian cerah, serupa wajahmu.
keasingan yang sangat
schizophrenia, bisikmu. bangsal yang asing. ampul bertebar di lantai. kata berpendar. cahaya berpendar. keasingan yang sangat. rahasia waktu. ruang mengembang mengempis. melapang menyempit. gelombang kata. menerjang. dirimu. pecah!
BUKAN FATAMORGANA
Jika kau mencintai aku setulus hati.
Demikian pula aku, mencintaimu selamanya,
sepenuh jiwa.
Demikian pula aku, mencintaimu selamanya,
sepenuh jiwa.
Langganan:
Postingan (Atom)