ku duduk di sini. memandang senja yang hujan. tak ada engkau. hanya angin dan sisa cahaya menyelinap dalam temaram. kau dimana?
sebagai pena, ingin kutulis sajak dalam baris-baris yang ganjil, sesuatu yang mungkin teramat asing, dan kau menyebutnya: puisi
kau kenang juga daun yang gugur di senja puisi, sebagai cinta yang mencium keningmu
biarkan aku menyelinap, dalam kenangmu yang biru. agar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar